Terjatuh, Bangkit, dan Kuat

 Dulu, saat pertama kali mondok, aku pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan. Waktu itu, aku sempat tidak disukai oleh mbak-mbak senior di kamar karena tanpa sengaja aku melaporkan mereka kepada ustadzah.

Awalnya, aku benar-benar tidak paham aturan pondok. Suatu hari, ustadzah mengajakku berbincang dan bertanya tentang keadaan di kamar. Beliau juga menanyakan apakah ada mbak-mbak yang membawa HP. Dengan polosnya, aku menjawab "iya" karena kupikir mbak yang sudah kuliah memang diperbolehkan membawa HP. Aku pun menjawabnya dengan santai, tanpa menyadari dampaknya.

Ternyata, setelah itu, ustadzah langsung menegur mbak kamar yang bersangkutan. Aku kaget dan baru menyadari bahwa membawa HP itu dilarang. Mbak-mbak kamar pun mulai mencari tahu dari mana ustadzah mendapatkan informasi tersebut. Akhirnya, seorang tetangga kamar membocorkan bahwa sebelumnya aku sempat dipanggil ustadzah. Sejak saat itu, mbak-mbak kamar marah kepadaku.

Hari-hari berikutnya menjadi sangat sulit. Aku sering dikata-katai, disindir, bahkan diperlakukan dengan tidak menyenangkan dalam waktu yang cukup lama. Itu adalah masa-masa yang benar-benar menguji mentalku. Namun, aku bangga pada diriku sendiri karena tetap bertahan. Meskipun diperlakukan seperti itu, aku tidak menyerah dan tetap melanjutkan mondok.

Setiap kali merasa sedih, aku selalu bercerita kepada orang tuaku. Mereka memberiku dukungan dan saran agar aku bisa menghadapi situasi ini dengan sabar. Lambat laun, aku belajar berdamai dengan keadaan dan dengan mbak-mbak senior di kamar. Pada akhirnya, aku berhasil melewati semuanya dan lulus dari pondok dengan penuh rasa syukur.

Aku bangga pada diriku sendiri karena berhasil melewati semua itu. Meskipun sulit dan menyakitkan, aku tidak menyerah. Aku bertahan, belajar, dan tumbuh dari pengalaman itu. Kini, aku menyadari bahwa setiap ujian yang datang justru membuatku lebih kuat.


Nama:Sofiatul Adawiyah Fatha

Nim: 230611100174

Komentar

  1. Jadi semua pondok emang gitu? kukira cuma pondokku doang. Kenapa sih hal sebesar ini harus bohong😪

    BalasHapus
  2. ihhh apaan banget coba tu mbak mbakkk😔😔

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pensiun Jadi Atlet

Sudah Sayang Diri Sendiri Belum?

Lomba Matematika Tingkat Provinsi Di ITS