Jejak Lima Bayangan

 Di sebuah kota yang tampak biasa, enam orang dengan kehidupan berbeda berjalan dalam garis nasib yang ternyata saling bertaut. Aira, pelukis pendiam dengan tatapan sendu, sering mengalami mimpi aneh yang seperti petunjuk akan datangnya bahaya. Rey, analis data berkacamata yang tenang dan logis, tanpa sengaja menemukan pola transaksi mencurigakan di sebuah lembaga besar. Anna, konselor sekolah yang lembut, menerima surat misterius dari seseorang yang mengaku mengetahui masa lalunya. Dion, seorang programmer tertutup, menemukan virus tersembunyi dalam sistem pemerintah yang tampaknya belum aktif. Leon, mantan jenderal yang dicap pengkhianat, bersembunyi sambil mencari cara untuk membersihkan namanya. Dan terakhir, Nero—pria misterius yang diam-diam mengamati kelima orang ini, menyimpan rahasia yang bisa mengubah segalanya.


Ketika jejak-jejak aneh mulai muncul di kehidupan masing-masing, mereka disatukan oleh satu hal: kode aneh yang hanya bisa dipecahkan jika mereka bekerja sama. Perlahan, mereka menyadari bahwa semua yang terjadi bukan kebetulan—ada organisasi rahasia yang ingin menghapus identitas asli mereka, menghapus masa lalu, dan menciptakan narasi baru demi kekuasaan. Di tengah konflik dan ketegangan, kepercayaan mulai tumbuh, meski bayang-bayang pengkhianatan terus mengintai.


Di akhir cerita, Nero mengungkap bahwa dirinya pernah menjadi bagian dari organisasi tersebut dan justru ingin menebus dosa masa lalunya dengan mengumpulkan mereka. Dalam aksi terakhir, Dion mengorbankan dirinya untuk menghentikan sistem pengendali data. Aira melukis kisah mereka dalam kanvas terakhirnya. Rey menghilang membawa data bukti, Leon pergi ke perbatasan menjaga wilayah yang sepi, Anna kembali menjadi penyembuh luka generasi baru, dan Nero menghilang tanpa jejak.


Tak ada yang tahu kisah mereka secara utuh. Tapi di sebuah galeri tua, tergantung satu lukisan besar berjudul “Jejak Lima Bayangan”, sebagai satu-satunya saksi bisu bahwa mereka pernah ada dan pernah menyelamatkan dunia dalam senyap.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pensiun Jadi Atlet

Sudah Sayang Diri Sendiri Belum?

Lomba Matematika Tingkat Provinsi Di ITS