Langkah kita waktu kita:
Nama: Ukhtul Izza Nurfadila
NIM: 230611100159
Pengenalan tokoh:
Cata: Seorang gadis cantik, lembut, penuh keceriaan, dan selalu membawa aura positif bagi orang disekitarnya, gadis penyuka pisang goreng ini tumbuh dikota jogno gu seoul dan harus beradaptasi dengan Gangnam.
Genta: Pria remaja dengan ribuan ide cemerlang yang selalu muncul di otaknya, pria tampan dan kharismatik ini selalu menjadi pusat perhatian anak SMA Haneul Academy, pria pecinta sains dan bulu tangkis yang memmbuat netra terasa tak ingin berpaling jika sudah menatapnya.
Grey: Pria yang dimanapun genta berada rasanya dunia genta kosong jika tidak ada grey, pria dengan sosok kharismatik dan sedikit tengil adalah sahabat genta sejak duduk dibangku SD. Grey berperawakan sebagai pria yang memiliki sifat sedikit tengil, tapi tertutupi dengan wajah dan prestasinya yang banyak, sehingga tidak mengurangi fans sekolah Haneul Academy.
Mr. Park Dohyun: Guru wali kelas X E yang sangat baik, memiliki jiwa mengayomi dan tegas.
Mrs. Ara: seorang guru bahasa Indonesia yang cantik, penuh kelembutan dan juga ceria.
Sinopsis:
Senin 20/10/2025
Adalah hari pertama Cata pindah kesekolah Haneul Academy. Tempat ini menjadi sejarah pertemuan kembali 3 remaja dimasa merah putih yang selalu bersama disetiap harinya, hingga takdir mengharuskan 2 remaja laki-laki genta dan grey pindah ke kota Gangnam yang penuh suasana hiruk piruk kota. Haneul academi dan Gangnam menjadi lanjutan kisah 3 remaja di jogno gu seoul yang akan berkisah kembali.
Upacara sekolah yang dilaksanakan jam 7.00 membuat cata harus berangkat lebih awal agar tidak terjebak macetnya kota Gangnam. Bel masuk berbunyi tepat saat cata berada di gerbang sekolah. Upacara dimulai dan betapa kagetnya cata seorang sahabat kecil dimasalalunya yang sekarang sama-sama tumbuh menjadi remaja memimpin upacara dengan sangat keren dan gagah.
Selang beberapa waktu upacara selesai, Cata diarahkan menuju kelas XE — kelas unggulan yang dikenal dengan siswa-siswa berbakatnya. Meskipun sempat gugup, senyum hangat dari Mr. Park Dohyun menyambutnya saat ia memasuki ruangan. Beliau adalah wali kelas yang sabar, penuh perhatian, dan menjadi sosok ayah bagi banyak siswa di sekolah itu.
Hari-hari berlalu cepat, dan Cata mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ia mengikuti kelas demi kelas, termasuk salah satu mata pelajaran yang langsung membuatnya jatuh cinta: Bahasa Indonesia Di sinilah perannya bertemu dengan Mrs. Ara, guru bahasa Indonesia yang tak hanya cantik dan ceria, tetapi juga mampu menghidupkan semangat siswa dengan kelembutan dan pemahaman yang dalam. Mrs. Ara melihat sesuatu yang istimewa dalam diri Cata — ketulusan dalam ekspresi jiwa sastra , dan kepekaan rasa yang dalam pada setiap tuangan puisi dengan bait kata indah, dan ciri khas kata diujung kertas adalah ciri khas puisi karya Cata. Cata dan Mrs. Ara semakin dekat saat Cata mulai bergabung kedalam eskuk karya tulis, Aca sendiri masuk di divisi sastara, disinilah Aca mengelola blog sastra milik SMA Haneul Academy.
Sementara itu, hubungan Cata dengan Genta dan Grey tumbuh semakin kuat. Ketiganya kembali akrab, seolah waktu tak pernah memisahkan mereka. Grey, dengan karismanya yang sedikit tengil, sering hadir membawa tawa. Genta, yang selalu tenang dan bijak, menyimpan perasaan yang lama ia pendam dalam diam. Cata mulai menyadari, bahwa hatinya sering kali terasa nyaman saat berada di dekat Genta — bukan hanya karena kenangan masa kecil, tapi karena ketulusan yang konsisten hadir dalam sikap Genta. Cata kecil suka memperhatikan Genta dengan hobbynya bulu tangkis, bagi Cata Genta sangat keren saat bermain bulu tangkis. Saat ini pun Genta masih sama dengan hobby bulu tangkisnya, semakin keren dengan hobby baru genta dengan sains dan kejuaraan yangbsering ia toreh.
Sementara Mrs. Ara dan blog sastra SMA Haneul Academy menjadi tempat Cata berbagi perasaan, bukan secara langsung, tetapi melalui karya sastra. Dalam tiap tulisan sastra puisi, Cata selalu menyisipkan sesuatu tentang Genta. Kata-kata hangat, bentuk-bentuk yang menenangkan, yang perlahan menyadarkan Mrs. Ara bahwa gadis ini sedang mengalami masa transisi perasaan yang kuat. Dengan bijak, Mrs. Ara memberi ruang untuk Cata memahami dirinya sendiri, tanpa memaksakan apapun. Ia menjadi cermin dan penuntun emosional yang tak kasat mata, sebagaimana sastra seharusnya.
Di sisi lain, Mr. Park Dohyun membantu Genta dan Grey berdamai dengan diri mereka sendiri. Ketika ketegangan mulai muncul antara Genta dan Grey karena perasaan yang sama terhadap Cata, Mr. Park tidak menegur, tapi justru mengajak mereka ikut dalam program mentoring kecil, di mana mereka belajar soal komunikasi, tanggung jawab, dan menghargai pilihan hidup masing-masing. Perlahan, Grey menyadari bahwa cinta tidak selalu harus dimiliki — kadang cukup untuk mendoakan dari jauh dan menjaga persahabatan tetap utuh.
Puncak cerita terjadi saat acara tahunan sekolah: Festival Seni dan sastra Haneul Academy. Di panggung itulah, karya sastra Cata dipamerkan — puisi indah bertema “Kenangan dan Harapan”. Genta berdiri di barisan depan, mata tak lepas dari karya itu. Di dalam puisi itu, bait demi bait tertatat dengan rapi , dipojok bawah goresan tinta Cata ia melihat tiga anak kecil yang saling bergandengan tangan di bawah pohon besar, dan dua dari mereka tumbuh saling menatap dalam cahaya yang lembut. Genta tahu, itu adalah mereka.
Usai acara, di bawah langit malam yang mulai berpendar lampu festival, Genta mengungkapkan perasaannya kepada Cata. Bukan dalam bentuk kata-kata yang mewah, tapi lewat keberanian dan kejujuran yang tumbuh dari proses panjang. Cata menerimanya, tak ada keraguan, dua hati yang telah saling mengenal sejak kecil akhirnya saling menemukan kembali.
Grey, berdiri di sisi Mrs. Ara yang tengah mengawasi jalannya festival seni dan sastra , hanya tersenyum lega. Ia tahu, kebahagiaan sejati kadang berarti membiarkan dua orang yang tepat saling bertemu di waktu yang tepat. Dan mungkin, dalam waktu yang tak jauh, hatinya juga akan menemukan tempatnya sendiri.
Mrs. Ara dan Mr. Park berdiri tidak jauh dari mereka, bangga pada tiga siswa yang telah melalui fase remaja dengan hati yang penuh keberanian dan kedewasaan.
Cata dan Genta melangkah ke masa depan bersama, dengan cinta yang tidak terburu-buru, tapi dibangun dari kenangan, kepercayaan, dan harapan yang menyatu.
Cinta bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi tentang dia yang tenang, damai, dan pasti dalam setiap langkah dan tindakan yang diharapkan__
By: za_nfdl
Komentar
Posting Komentar